Minggu, 23 Desember 2012

Teraphy Penyakit Jantung Koroner Memanfaatkan Mahkota Dewa



Teraphy Penyakit Jantung Memanfaatkan Mahkota Dewa




 Penyakit Jantung Koroner


                                                                                                       
Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama keadaan kesakitan dan kematian bangsa berindustri maju. Di Amerika Serikat, penyakit jantung menunjukkan angka kematian dua kali lipat daripada kanker (penyebab kematian kedua paling sering), yang merupakan kira-kira 37% sebab kematian. Kira-kira 88% disebabkan karena penyakit jantung iskemik yang juga merupakan penyakit jantung koroner (Buja, 1995)

Menurut Brown (2006) pada tahun 1997, penyakit jantung koroner menyebabkan 466.101 kematian dan saat ini merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Berikut ini tabel yang menyajikan persentase kematian akibat penyakit kardiovaskuler di Amerika Serikat pada tahun 1998.


Informasi tentang keganasan penyakit jantung koroner sepertinya kurang diindahkan oleh kebanyakan manusia terutama bangsa Indonesia. Budaya konsumsi junk food yang di dalamnya banyak terkandung kolesterol sudah merajalela. Padahal kita tahu bahwa asupan kolesterol yang tinggi merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner.

Manifestasi penyakit jantung koroner disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan suplainya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen miokardium diakibatkan oleh karena spasme otot vaskular atau obstruksi pembuluh darah karena lesi aterosklerosis. Sehingga obat-obat yang digunakan untuk terapi penyakit jantung koroner tujuannya untuk mengurangi vasokonstriksi atau spasme koroner dan meningkatkan perfusi miokardium dengan relaksasi arteri koroner serta menurunkan kebutuhan oksigen jantung.
                                                                                
Terdapat 3 golongan obat yang efektif baik tunggal atau kombinasi untuk mengobati penyakit jantung koroner yakni nitrat organik, penyekat beta adrenergik dan penyekat kanal kalsium (Brezenoff, 1997)

Penggunaan obat-obat sintetik seperti nitrat organik, penyekat beta adrenergik dan penyekat kanal kalsium memang potensi untuk menyembuhkan penyakit jantung koroner sudah teruji secara klinis, tetapi dalam penggunaannya dalam masyarakat banyak laporan mengalami efek samping obat yang serius. Contohnya, pada penggunaan obat nitrat organik akan menyebabkan hipotensi dan penyekat kanal kalsium akan menyebabkan hipotensi, edema perifer, dan konstipasi. Selain itu pula obat-obat sintetik penggunaannya hanya terbatas pada kondisi pasien tertentu, misalnya penyekat beta adrenergik tidak dianjurkan pemakaiannya pada pasien diabetes, penyakit vaskular dan penyakit paru obstruksi kronik (Brezenoff, 1997).


Dalam ilmu kedokteran, terapi untuk menyembuhkan suatu penyakit digunakan pengobatan modern dan pengobatan tradisional atau yang biasa disebut pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif, sudah lama dilakukan oleh orang terdahulu, menggunakan bahan-bahan asli dari tanaman biasanya lebih manjur dibandingkan menggunakan obat-obatan sintetik karena selain lebih efektif juga lebih sedikit efek samping yang ditimbulkannya.








Mahkota Dewa sebagai Antioksidan

                                                                                                                    
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat. Penggunaan tanaman obat secara empiris menjadi dasar bagi penelitian pengembangan obat tradisional, walaupun belum diakui secara formal tetapi penggunaan obat tradisional masih tetap tinggi di tengah keberadaan obat modern yang berbahan kimia (Handayani, 2006).
                                                                                               
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh subur di tanah Papua di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto dewo, makuto rojo, dan makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat seperti kanker, sakit jantung, diabetes, asam urat, tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal (Harmanto, 2004).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Dewanti W, Siti Narsitoh Wulan dan Indira Nur C membahas tentang aktivitas antioksidan dan antibakteri produk kering, instan dan effervescent dari buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), memberikan hasil yang signifikan terhadap kegunaan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai antioksidan.
Antioksidan ialah suatu zat pencegah oksidasi dengan cara menstabilkan radikal bebas. LDL-C merupakan suatu kolesterol kurang stabil yang rentan proses oksidasi. Apabila LDL-C teroksidasi maka akan mencetuskan proses pembentukan aterosklerosis pada pembuluh darah sehingga penyakit jantung koroner akan terjadi.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mengandung flavonoid yang dapat bertindak sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit jantung koroner.


Hasil penelitian Lisdawati (2002) menunjukkan bahwa daging buah dan cangkang biji mengandung beberapa senyawa antara lain: alkaloid, flavonoid, senyawa polifenol, dan tanin. Golongan senyawa dalam tanaman yang berkaitan dengan aktivitas antikanker dan antioksidan antara lain adalah golongan alkaloid, terpenoid, polifenol, flavonoid dan juga senyawa resin.

Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas diketahui bahwa tanaman mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya itu belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Selain itu di dalam daunnya juga terkandung polifenol .
Aktivitas flavonoid sebagai antioksidan sudah tak diragukan lagi. Menurut Shahidi dan Naczk dalam bukunya berjudul Food Phenolics: Sources, Chemistry, Effects and Applications, flavonoid berperan sebagai antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas (free radical scavengers) dengan melepaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Pemberian atom hidrogen ini akan menyebabkan radikal bebas menjadi stabil dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tak merusak lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan seluler. Hal senada dikatakan oleh Kandaswami dan Middleton (1997), bahwa flavonoid dapat bertindak sebagai quencer oksigen singlet dan sebagai chelator logam

Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan melepaskan satu atom hidrogen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Selanjutnya dengan mekanisme seperti itu, radikal peroksi dapat dihancurkan atau distabilkan oleh resonansi dari gugus hidroksil yang membuat energi aktivasinya berkurang Peranan flavonoid yang demikian itu dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya dapat mengurangi risiko serangan jantung koroner dan stroke.




Mahkota Dewa Mencegah Penyakit Jantung Koroner


 

Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan suplai oksigen. Kebutuhan oksigen yang kurang adekuat diakibatkan oleh karena aliran darah yang mengangkut oksigen menurun dalam pembuluh darah koroner jantung. Menurunnya aliran darah dalam arteri koronaria disebabkan oleh terbentuknya plak ateroma (aterosklerosis) yang merupakan timbunan lemak (LDL-C). Aterosklerosis terjadi karena LDL-C yang teroksidasi difagositir oleh makrofag, selanjutnya makrofag akan berubah menjadi sel busa (Foam Cell) yang dapat menempel dalam pembuluh darah koroner. Proses yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi akumulasi dari sel busa tersebut. Selain itu pula sel-sel otot polos pembuluh darah berproliferasi dan menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah koroner sehingga derajat iskemia akan semakin meningkat.

Flavonoid yang banyak terkandung dalam buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat mencegah pembentukan atheromatous plaque dengan bertindak sebagai antioksidan sehingga penyakit jantung koroner dapat dicegah. Flavonoid berperan sebagai antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas (free radical scavengers) dengan melepaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Flavonoid juga menghentikan tahap awal reaksi dengan melepaskan satu atom hidrogen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Selanjutnya dengan mekanisme seperti itu, radikal peroksi dapat dihancurkan atau distabilkan oleh resonansi dari gugus hidroksil yang membuat energi aktivasinya berkurang..

Flavonoid mencegah oksidasi LDL-C sehingga LDL-C tidak difagositir oleh makrofag dan pembentukan atheromatous plaque tidak terjadi. Pembentukan atheromatous plaque tidak terjadi maka tidak ada aterosklerosis pada arteri koronaria dan kebutuhan oksigen miokardium seimbang dengan aktivitasnya.

Selain itu, flavonoid akan menambah aliran darah ke jantung melalui pembuluh darah koroner karena efek vasodilatasinya. Pengaliran yang adekuat pada jantung akan mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner.

Flavonoid juga akan mencegah pembentukan trombus dalam lumen pembuluh darah dengan mencegah pembentukan tromboksan dengan menghambat membran Cyclooxigenase-1 (prostaglandin pathway). Tromboksan adalah agen pembentuk trombus pembuluh darah dengan memperkuat pembentukan agregat-agregat trombosit yang dapat menyumbat lumen pembuluh darah.




Kesimpulan



Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan yakni :
1.Penyakit jantung koroner merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh adanya --ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung oleh pembuluh darah koroner
2.Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah koroner yang terbentuk karena proses degeneratif dari permukaan dalam pembuluh darah yang melibatkan LDL-C teroksidasi sebagai bahan pembentuk utama sehingga suplai darah ke jantung berkurang
3.Tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) banyak mengandung zat kimia seperti flavonoid, alkaloid, tanin, alkaloid, flavonoid, senyawa polifenol, dan tanin, terpenoid, polifenol dan senyawa resin yang dapat digunakan untuk pengobatan alternatif berbagai penyakit
4.Flavonoid yang terkandung dalam buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) berfungsi sebagai antioksidan sehingga penggunaannya sebagai obat alternatif dapat mencegah penyakit jantung koroner





Berikut cara membuat ramuan dari tanaman mahkota dewa untuk terapy

Penyakit Jantung


Bahan:
Daging buah mahkota dewa kering : 5 gram                                                     Pegagan : 15 gram                                                                                                  
Sambiloto kering : 10 gram
Daun dewa : 15 gram

Cara membuat:
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.





Saran

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran yakni :
1.Buah mahkota dewa dapat dipergunakan sebagai obat alternatif pencegahan penyakit jantung koroner
2.Penulisan mengenai khasiat tanaman mahkota dewa tidak hanya pada penyakit jantung koroner saja tetapi juga khasiatnya dapat mengobati penyakit kanker, diabetes, alergi dan infeksi bakteri yang dapat dijadikan bahan untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya
3.Masih banyaknya kandungan kimia dari tanaman mahkota dewa yang dapat diteliti lebih lanjut karena dapat berpotensi untuk menyembuhkan berbagai penyakit


Demikian dikutip dari berbagai sumber, semoga  bermanfaat buat para pembaca
Terima kasih,


Sean conn

Jumat, 07 Desember 2012

Budidaya Mahkota Dewa




Menanam Mahkota Dewa





Menanam Mahkota Dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10–1.000 m dpl ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan. Meskipun penanamannya bisa di pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik jika ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya berbuah pada umur 10–12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.


                                                                                                                           
Buah inilah bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.

Sebuah penilitian yang lain menyebutkan dalam daun dan kulit buah mahkota dewa terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.



Pembibitan menggunakan biji Mahkota Dewa


                                                                                                                            
Untuk memperbanyak tanaman Mahkota Dewa menggunakan biji dari buah yang sudah matang. Cara penyemaian biji bisa dilakukan menggunakan media tanam berupa sekam bakar yang dicampur dengan pupuk kandang (kompos).







                                                                                                              
Kemudian tambahkan biomikro satu liter (bisa untuk 2 ton), lalu dicampur gula. Adonan yang dilapis-lapis ini kemudian dan ditutup. Baru setelah dua hari dan suhunya mencapai 50 derajat Celsius, pupuk dibuka dan diaduk dan ditutup kembali. Dalam tempo 15 hari pupuknya bisa dimanfaatkan. “Cara ini lebih bagus dari Urea. Lebih ampuh,” katanya.                                                                    

Selama pesemaian dilakukan penyiraman rutin pada pagi dan sore hari. Sekitar 10–14 hari setelah penyemaian, mulai terlihat pertumbuhan daun. Bibit dipindahkan ke media penanaman pada umur 2 bulan atau di mana tanaman mencapai ketinggian 10–15 cm.
 

Tanaman berbunga pertama kali pada umur 10 bulan yang menjadi buah. Buah akan matang dan siap dipanen dalam waktu dua bulan. Buah yang matang akan berwarna merah.




Pembibitan dengan tehnik Cangkok dan Okulasi

Cara perbanyakan tanaman yang lebih cepat adalah dengan teknik okulasi dan cangkok .
Tehnik ini telah dikenal luas dikalangan petani untuk menghasilkan bibit tanaman yang lebih unggul dan cepat dalam menghasilkan buah Mahkota Dewa yaitu umur tanaman berkisar 4 sampai dengan 6 bulan.
  


Mencangkok tanaman Mahkota Dewa


                                                                                                                                    
- Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan
   menghilangkan kambium pada cabang atau                                    
   ranting sepanjang 5-10 cm.                                                                  
- Tumbuhan yang dicangkok akan memiliki
   akar serabut,bukan akar tunggang.                                                                                   
- Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat
   berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam                                                                
   dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan
   induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan
   mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah
   serabut, dan umurnya lebih pendek dibandingkan
   tumbuhan yang ditanam dari biji.

Bahan bahannya :
1 Pohon  Mahkota Dewa
2 Pisau tajam.
3 Kantong plastik .
4 Tanah gembur.
5 Air.

Cara mencangkok Mahkota Dewa



1. Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun
    terlalu muda.
2. Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut                                                    
     sepanjang 5-10 cm.
3. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
4. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan
    plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya        seperti membungkus permen. Bila menggunakan
    plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu.
5. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya
    setiap hari.
6. Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau
    ranting tersebut, dan tanamlah di dalam tanah.



Mengokulasi tanaman Mahkota Dewa


                                                           
Bahan bahannya:
1 Dua pohon Mahkota Dewa
2 Pisau tajam.
3 Tali.
4 Tunas tanaman.

                                                                

Cara mengokulasi:

1. kamu harus memiliki bibit dari biji yang sudah berumur
    6-8 bulan sebagai batang bawah.
2. “Jendela” okulasi dibuat pada ketinggian 10 cm dari
    permukaan tanah dengan ukuran jendela 1 cm x 5 cm
3. Mata entres yang akan digunakan sebagai batang atas                                 dipilih dari tunas cabang yang sehat.
4. Ukuran mata entres yang telah diambil dari cabang
    entres dibuat lebih kecil dari ukuran “jendela” okulasi.
5. Kemudian mata entres ditempelkan atau dimasukkan
    didalam jendela, diikat rapat dengan menggunakan tali
    rafia atau plastik.
6. Periksalah okulasi 2-3 minggu kemudian.

Okulasi berhasil tumbuh bila warna tunas tetap hijau. Bila berwarna cokelat berarti okulasi gagal.

Keuntungan dari okulasi :
1 ada beberapa warna di satu pohon .
2 menjadi tanaman yang baru sifatnya.






Demikian dikutip dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.
Terima kasih,


Sean conn




Rabu, 05 Desember 2012

Teraphy Stroke Memanfaatkan Mahkota Dewa



Teraphy Stroke Memanfaatkan Mahkota Dewa



Penyakit Stroke

                                                                                                                                                                                 
Pengertian penyakit stroke merupakan suatu kondisi dimana pasokan darah ke otak terganggu. Akibat kekurangan pasokan darah ke otak menyebabkan terjadinya reaksi biokimia yang merusakan atau mematikan sel-sel syaraf otak. Akibat adanya kematian jaringan otak bisa menyebabkan hilangnya fungsi   jaringan itu.
Penyakit stroke adalah merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika dan keempat di Indonesia setelah jantung, kanker dan darah tinggi/hipertensi. Apabila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita penyakit stroke akan  mengalami kelumpuhan pada anggota tubuhnya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan berbicara.



Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik.

Stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena terjadi penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau darah beku yang menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis ini.

Stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusak bagian tersebut. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi/darah tinggi.


Penyebab Stroke


Ada 2 jenis penyebab stroke yaitu penyebab stroke karena keadaan dan resiko. Keadaan yang menyebabkan terjadinya stroke adalah faktor usia lanjut, obesitas, kurang berolah raga dan faktor keturunan. Faktor usia lanjut merupakan salah satu faktor utama penyebab stroke disamping budaya hidup tidak sehat seperti kurang berolah raga dan makan dengan kadar kolesterol tinggi.


Mencegah Penyakit Stroke

Mencegah stroke ada berbagai cara diantaranya adalah berolah raga secara teratur, membiasakan pola hidup sehat, makan yang sehat dengan kadar gizi cukup dan hindari kolesterol, stop merokok, berhenti minum minuman beralkohol, jangan banyak pikiran, konsumsi Teh Mahkota Dewa (berdasarkan penelitian bisa mengurangi resiko stroke) dan hindari stress.
                                                                                     

Resep cara menggunakan Mahkota Dewa.

Untuk mengolah Mahkota Dewa menjadi obat pun sangat gampang. Dengan menyeduh teh yang diracik dari kulit dan daging buah, cangkang buah atau daun Mahkota Dewa, bahan obat alami ini pun siap dipakai.
Kalau tidak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.
Dewa penyembuh bagi yang mengalaminya. Berikut ada beberapa cara membuat ramuan dari tanaman Mahkota Dewa:



Membuat Kapsul Mahkota Dewa,


                                                                                                                          
Bahan:
Daging buah Mahkota Dewa kering : 5 - 6 iris
Daun salam kering : 1 genggam
Cara membuat:
Kedua bahan ditumbuk halus, diayak, lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Setiap bahan dimasukkan dalam kapsul terpisah dengan dosis 500 mg per kapsul. Minum masing-masing kapsul, 2 - 3 kali sehari.






Ramuan untuk Stroke dan Jantung

                                                                                                                                 
Bahan:
Daging buah Mahkota Dewa kering : 5 gram
Pegagan : 15 gram
Sambiloto kering : 10 gram
Daun dewa : 15 gram
Cara membuat:
Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.



Ada alasan mengapa biji Mahkota Dewa tidak dikonsumsi. Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa. Sebab itu, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Sudah tentu menjadikan daging buah atau cangkangn Mahkota Dewa sebagai obat perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah menjadikannya teh racik dan ramuan instan. Bagian lain yang bisa menjadi obat adalah batang dan daun.

Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya..



Demikian dikutip dari berbagai sumber, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita tentang  pemanfaatan  Mahkota Dewa.


Terima kasih,


Sean conn

Selasa, 04 Desember 2012

Budidaya Mahkota Dewa


 


Budidaya  Mahkota Dewa





                                                                                                                            

Pemilihan Bibit


                                                                                                                       
Pembudidayaan  tanaman Mahkota Dewa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara Vegetatif dan Generatif, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan nya tersendiri.

-Cara Vegetatif : yaitu pembibitan dengan metode pencangkokkan batang,  pilihlah . ..pohon yang hendak dicangkok, jangan lupa untuk memperhatikan tempilan (tunas ..muda) pohon, intensitasnya dalam berbuah dan lain lain.

-Cara Generatif : yaitu pembibitan dengan metode pembiakan dari biji, seleksilah bibit-..bibit yang akan digunakan dengan seksama agar memberikan hasil yang maksimal yaitu ..memiliki produktifitas yang baik.




Pengolahan Tanah, Penanaman, Pemupukan



Media Tanam

                                                                                                                     
Media tanam adalah hal yang mutlak (media atau tempat) diperlukan untuk tumbuh kembang suatu tanaman. Namun, setiap media tanam harus disesuaikan dengan keaadaan masing-masing tanaman

Sebelum Anda menanam bibit, cek dan amati kesuburan tanah, bisa dengan menggemburkan tanah. Perhatikan pula lubang tanam karena penting untuk membiarkan lubang tanam dalam keadaan terbuka sekitar seminggu agar udara luar dan sinar matahari dapat masuk.

Jika bibit dan medium tanam sudah siap, persiapkan proses penanaman. Setelah penanaman, berikutnya adalah pemeliharaan seperti pemupukan, penyiraman, serta penyiangan dari gulma dan pembasmian hama.



Penyiraman, Pemupukan, Penyiangan                                                     



Pupuk adalah zat yang mutlak diperlukan tanaman  untuk hidup yang didalamnya terdapat unsur hara makro dan mikro. Banyak yang menjual macam-macam pupuk dewasa ini.                          

Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami karena tentunya mahkota dewa digunakan sebagai obat herbal. Pupuk anorganik yang memiliki kandungan kimia akan mempengaruhi kualitas mahkota dewa sebagai obat herbal.

Selanjutnya adalah proses penyiraman. Penting untuk diperhatikan karena mahkota dewa merupakan tanaman yang konsumsi airnya terbilang cukup tinggi.



Penyiangan tak kalah penting untuk dilakukan secara frekuentif. Penyiangan berfungsi untuk melawan gulma sepanjang tahun. Hama yang sering menyerang mahkota dewa yaitu belalang, ulat buah, dan kutu putih. Untuk mengusirnya, gunakanlah pestisida organik.                                                 


Panen

Masa panen. Tanaman ini dikatakan siap panen jika buahnya berwarna merah terang dan baunya manis seperti gula pasir. Lakukan proses penyortiran, pencucian, pemotongan daging buah, pengeringan dan lain-lain untuk meningkatkan daya jualnya.


                                                                                                                                                                  


Demikian semoga bermanfaat,
Terima kasih,


Sean conn








Mahkota Dewa



Asal Mahkota Dewa



                                                                             


Mahkota Dewa atau yang juga disebut Makuto Rojo, Makuto Ratu, Obat Dewa, Pau (Obat Pusaka) atau Crown of God saat ini biasa dibudidayakan sebagai tanaman hias/tanaman peneduh. Pohonnya kecil dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang menarik karena warnanya merah menyala, menempel dari batang utama hingga kerantingnya. Disebut juga Makuto Rojo, Makuto Ratu, Obat Dewa, Pau (Obat Pusaka) atau Crown of God. Berasal dari Papua (Irian Barat) dan dikenal serta dibudidayakan di Indonesia di Keraton Jogja dan Solo.                                                                          



 Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Tapi jika menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah papua Irian Jaya. Disana memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur ditanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1200 mdpl.


 Buah Mahkota dewa Buah bentuknya bulat, diameter 3 sampai 5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setalah masak. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.                                                                       

 Sifat dan khasiat. Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji beracun.Kandungan kimia. Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid.

-  Alkaloid  berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam .tubuh. Polifenol, berfungsi sebagai anti-histamin (anti-alergi).

-  Saponin, menjadi sumber anti-bakteri dan anti-virus, meningkatkan sistem kekebalan  tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, mengurangi  penggumpalan darah.

-   Flavanoid, melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya .penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta.mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner, mengandung anti-inflamasi (anti-..  ..  radang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi .. ..  pendarahan atau pembengkakan.

 Bagian yang digunakan. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.

 Indikasi: Kulit buah dan daging buah digunakan untuk disentri, psoriasis, dan jerawat. Sedangkan daun dan biji digunakan untuk pengobatan penyakit kulit, seperti eksim dan gatal-gatal



 Cara pemakaian. Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Jadi, untuk obat yang diminum, sebaiknya gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.                                                                           


Efek farmakologis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioefektivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukimia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrakl buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., Tesis S-2 di FMIPA UI. Suara Pembaruan, Rabu 9 April 2003).


Aplikasi Pemakaian
                                                                                           
 Contoh pemakaian untuk mengatasi penyakit Disentri. Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

 Untuk mengobati Penyakit Psoriasis. Belah dua mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.

 Mengatasi eksim dan gatal-gatal. Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2-3 kali dalam sehari.



 Mahkota Dewa dipercaya dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan berbagai macam penyakit antara lain: Tekanan darah tinggi, Meningkatkan vitalitas bagi penderita diabetes, Kanker (zat damnacanthal : menghambat pertumbuhan sel kanker), Asam urat, Lever, Alergi, Ginjal, Jantung, Berbagai macam penyakit kulit, Mengatasi ketergantungan obat, Rematik, Insomnia, Meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza.                                                                                                                                                                                         


Walaupun demikian, sebagai catatan, penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi.

 Bagian buah, terutama bijinya beracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak dimulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan. Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis. Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini. Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Nty



 Semoga bermanfaat, Terima kasih.


Sean conn

Sabtu, 01 Desember 2012

Khasiat Mahkota Dewa



 MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa.)
 SEBAGAI PENJAGA KESEHATAN TUBUH




Khasiat Dan Manfaat.

Obat tradisional secara luas digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit, menjaga kesehatan dan mempercantik diri.   Indonesia  merupakan  kepulauan, dan mempunyai sekitar  400-an suku/etnik yang mempunyai tradisi pengobatan dengan berbagai jenis obat tradisional. Salah satunya adalah buah  Mahkota Dewa  (Phaleria macrocrapa.)   yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat  Indonesia  secara luas untuk pengobatan  kanker 
                                                                                           
Tanaman obat ini memiliki khasiat luar biasa. Setidaknya, banyak penderita penyakit ringan seperti   gatal-gatal,  pegal lini atau demam  hingga penyakit kelas berat semisal   kanker,  diabetes   merasa terbantu. Tak hanya itu, tanaman ini pun berkhasiat untuk penyembuhan  organ hati atau jantung,  hipertensi,  rematik serta asam urat.  Tak heran bila, berdasarkan pengalaman yang tadinya tidak ada harapan untuk sembuh, tanaman ini bagai  ‘dewa penyelamat’.

 Daun mahkota dewa dipetik, dicuci dan dikeringkan dalam oven (50 0C) kemudian diserbuk dan ekstraksi bertingkat dengan kloroform dan metanol.
                                                                             
Memang Phalerin  menghambat  pertumbuhan  6 jenis sel kanker manusia [payudara (T47D, EVSA-T), ginjal (A498), serviks (HeLa), limfoma (Raji), kolon (WiDR) cells in vitro, potensial untuk dikembangkan sebagai obat antikanker, antioksidan (metoda DPPH), imunomostimulan (makrofag), antiangiogenesis (menghambat pembentukan serabut darah dari sel kanker) in vitro. Dari hasil uji tersebut diatas, Phalerin paling potensial sebagai imunostimulan .
  
 Untuk tujuan aplikasi di masyarakat yang biasanya menggunakan obat tradisional secara diseduh, maka dilakukan penelitian terhadap ekstrak air daun Mahkota Dewa, dengan melihat seberapa besar kadar Phalerin dalam ekstrak air, dan melihat profil farmakokinetika phalerin pada tikus sebagai hewan percobaan. Ternyata keberadaan Phalerin cepat terabsorbsi (5 menit setelah pemberian secara per oral)], terdistribusi merata dan tereliminasi dengan relatif cepat .Oleh karena itu, pemakaian terbaik ekstrak air daun Mahkota Dewa sebagai imunostimulan adalah 4 kali sehari (tiap 6 jam) agar diperoleh efek terapi maksimum.

 Setidaknya itulah mahkota dewa, tanaman perdu berbuah warna merah menyala yang mengandung zat alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol banyak digunakan dunia pengobatan. Tanaman –yang konon berasal dari daratan Papua— oleh orang Jawa Tengah dan Yogyakarta dikenal dengan makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Di daratan China –yang dikenal dunia herbalnya, tanaman ini dinamai Pau yang artinya obat pusaka.

                                                                                   

Pengembangan.

Dan untuk mempermudah masyarakat memetik manfaat dan khasiat dari tanaman  ini,
Kini telah dikembangkan oleh  PT Mahkotadewa Indonesia produk-produk herbal dalam bentuk kapsul, teh, madu, dan racikan. Sebut saja Kapsul Made dan Kapsul Madeca, produk berbahan dasar mahkota dewa ini merupakan produk awal dan menjadi andalan hingga kini. Khasiat dari obat herbal ini mampu mengatasi darah tinggi, tumor, dan kanker. “Kini seiring dengan berkembangnya teknologi dan riset dan pengembangan yang terus kita lakukan, produk andalan kita tidak sekadar mahkota dewa,” terangnya.
kata Ning Harmanto, President Director.



                                                                                    

Meski berawal dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Bunga Lili yang dibentuk 1999, lalu kini menjelma menjadi badan usaha sejak 2003 silam. Bukan lantas hanya menjadi pabrikan herbal ecek-ecek, tapi perusahaan ini tercatat sebagai perusahaan herbal pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi Standar Keamanan Pangan Dunia atau yang dikenal dengan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang diraihnya pada tahun 2005 lalu.

Selain itu, guna meyakinkan konsumen akan produk herbal, sertifikat irradiasi dari BATAN telah diraih produsen herbal ini pada tahun 2004. Sertifikasi ini menjamin semua produk telah melalui proses irradiasi untuk pangan serta menjamin produk tidak mengandung jamur, bakteri dan kapang serta aman di konsumsi. Sertifikasi Irradiasi pangan ini diterapkan di lebih kurang 50 negara di dunia dan telah ditetapkan secara komersial selama puluhan tahun di Amerika Serikat, Jepang dan beberapa Negara Eropa


Demikian kiranya dapat bermanfaat buat para pembaca,
Saran dan kritikannya ditunggu untuk dapat lebih mengembangkan  wawasan kita semua.

Terima kasih.


Sean conn