MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa.)
SEBAGAI PENJAGA
KESEHATAN TUBUH
Khasiat Dan Manfaat.
Obat tradisional secara luas digunakan oleh masyarakat untuk
mengobati penyakit, menjaga kesehatan dan mempercantik diri. Indonesia merupakan kepulauan, dan
mempunyai sekitar 400-an suku/etnik yang mempunyai tradisi pengobatan dengan
berbagai jenis obat tradisional. Salah satunya adalah buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocrapa.) yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara luas untuk pengobatan kanker
Tanaman obat ini
memiliki khasiat luar biasa. Setidaknya, banyak penderita penyakit ringan
seperti gatal-gatal, pegal lini atau demam hingga penyakit kelas berat semisal
kanker, diabetes merasa terbantu. Tak hanya itu, tanaman ini pun berkhasiat
untuk penyembuhan organ hati atau jantung, hipertensi, rematik serta asam urat.
Tak heran bila, berdasarkan pengalaman yang tadinya tidak ada harapan untuk
sembuh, tanaman ini bagai ‘dewa penyelamat’.
Daun mahkota dewa dipetik, dicuci dan dikeringkan dalam oven (50 0C)
kemudian diserbuk dan ekstraksi bertingkat dengan kloroform dan metanol.
Memang
Phalerin menghambat pertumbuhan 6 jenis sel kanker manusia [payudara (T47D,
EVSA-T), ginjal (A498), serviks (HeLa), limfoma (Raji), kolon (WiDR) cells in
vitro, potensial untuk dikembangkan sebagai obat antikanker, antioksidan
(metoda DPPH), imunomostimulan (makrofag), antiangiogenesis (menghambat pembentukan
serabut darah dari sel kanker) in vitro. Dari hasil uji tersebut diatas,
Phalerin paling potensial sebagai imunostimulan .
Untuk tujuan aplikasi di masyarakat yang
biasanya menggunakan obat tradisional secara diseduh, maka dilakukan penelitian
terhadap ekstrak air daun Mahkota Dewa, dengan melihat seberapa besar kadar
Phalerin dalam ekstrak air, dan melihat profil farmakokinetika phalerin pada
tikus sebagai hewan percobaan. Ternyata keberadaan Phalerin cepat terabsorbsi
(5 menit setelah pemberian secara per oral)], terdistribusi merata dan
tereliminasi dengan relatif cepat .Oleh karena itu, pemakaian terbaik ekstrak
air daun Mahkota Dewa sebagai imunostimulan adalah 4 kali sehari (tiap 6 jam)
agar diperoleh efek terapi maksimum.
Setidaknya itulah mahkota dewa, tanaman perdu
berbuah warna merah menyala yang mengandung zat alkaloid, saponin, flavonoid
dan polifenol banyak digunakan dunia pengobatan. Tanaman –yang konon berasal
dari daratan Papua— oleh orang Jawa Tengah dan Yogyakarta dikenal dengan makuto
dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Di daratan China –yang dikenal dunia
herbalnya, tanaman ini dinamai Pau yang artinya obat pusaka.
Pengembangan.
Dan untuk
mempermudah masyarakat memetik manfaat dan khasiat dari tanaman ini,
Kini telah
dikembangkan oleh PT Mahkotadewa Indonesia
produk-produk herbal dalam bentuk kapsul, teh, madu, dan racikan. Sebut saja
Kapsul Made dan Kapsul Madeca, produk berbahan dasar mahkota dewa ini merupakan
produk awal dan menjadi andalan hingga kini. Khasiat dari obat herbal ini mampu
mengatasi darah tinggi, tumor, dan kanker. “Kini seiring dengan berkembangnya
teknologi dan riset dan pengembangan yang terus kita lakukan, produk andalan
kita tidak sekadar mahkota dewa,” terangnya.
kata Ning Harmanto, President Director.
Meski berawal dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Bunga Lili
yang dibentuk 1999, lalu kini menjelma menjadi badan usaha sejak 2003 silam. Bukan
lantas hanya menjadi pabrikan herbal ecek-ecek, tapi perusahaan ini tercatat
sebagai perusahaan herbal pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi Standar
Keamanan Pangan Dunia atau yang dikenal dengan Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP) yang diraihnya pada tahun 2005 lalu.
Selain itu, guna meyakinkan konsumen akan produk herbal,
sertifikat irradiasi dari BATAN telah diraih produsen herbal ini pada tahun
2004. Sertifikasi ini menjamin semua produk telah melalui proses irradiasi
untuk pangan serta menjamin produk tidak mengandung jamur, bakteri dan kapang
serta aman di konsumsi. Sertifikasi Irradiasi pangan ini diterapkan di lebih
kurang 50 negara di dunia dan telah ditetapkan secara komersial selama puluhan
tahun di Amerika Serikat, Jepang dan beberapa Negara Eropa
Demikian kiranya dapat bermanfaat buat para pembaca,
Saran dan kritikannya ditunggu untuk dapat lebih
mengembangkan wawasan kita semua.
Terima kasih.
Sean conn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana menurut Anda?